Minggu, 30 Oktober 2011


Biarkan aku melihatmu hari ini

Sudah lama,bila aku hitung dengan jari
Sudah mengkarang,bila engkau sentuh hati ini
Bila memang ini saatnya
Biarkankanlah aku  ‘tuk pergi

Manis senyummu...
Mungkin kan hilang ditelan waktu
Dan dirimu...
Adalah memory terindahku

Izinkan aku ‘tuk mendekapmu...
Hanya untuk hari ini saja
Biarkanlah hati ini..
‘tuk merasakan hangatnya cintamu yang terakhir kalinya

Ini memang sebuah keputusan
Meski sakit rasanya
Kita harus berpisah
Karena jalan kita memang tak sama lagi




Minggu, 21 Agustus 2011


Akhirnya aku bisa ngeposting yang pertama kalinya ( terlalu jujur) 
Ini adalah salah satu hikayat yang menceritakan tentang seorang  raja,,yang bernama malin dewa    ,,,,,
Ingin tau ceritanya bagaimana ,,,ayo kita baca bersama
 
 
 
 
Malim dewa

Tersebutlah pada zaman dahulu sebuah kerajaan yang sangat makmur, kehidupan rakyatnya sangat rukun dan damai. Mereka sangat beruntung karena memiliki seorang raja yang bijaksana serta selalu memperhatikan nasib rakyat kecil.
Mengingat umurnya yang sudah tua dan ingin beribadah kepada Allah maka sang raja menyerahkan kerajaan kepada anaknya. Setelah kerajaan di serahkan kepada anaknya beliau pergi menunaikan rukun islam ke-lima di Makkah.
Adapun putranya yang menerima kekuasaan itu bernama Malim permata. Setelah menjadi raja namanya diganti dengan “Malim dewa” meskipun belum beristri ia telah dapat menjalankan pemerintahan dengan baik. Mengingat umurnya semakin bertambah juga, maka ia mulai berfikir untuk berumah tangga. Tapi siapa yang akan menjadi calon isterinya tidak di temuinya. Untuk menentukan calon isterinya beliau meminta bantuan kepada saudara sepupunya bernama Gingurak.
Dalam hal ini Gingurak pun minta bantuan kepada seekor burung nuri sakti, dengan penuh senang hati berangkatlah burung nuri itu untuk mencari calon permaisuri kerajaan dengan di bekali sebentuk cincin sebagai tanda pertunangan.
Setelah lama berjalan, burung nuri menemukan tiga orang calon, hal ini sengaja di ajukan oleh burung nuri,agar sang raja dapat memilih. Adapun nama-nama calon yang didapati burung nuri adalah :
  1. Gundan gitasari anak Datuk laksamana Raja Midan baik.
  2. Putri andam dewi putri maharaja Jong.
  3. Putri nilam cahaya putri Raja Indara sri laksamana.
Dengan membawa tiga calon ini burung nuri kembali pulang menemui Gingurak. Dengan adanya tiga calon ini, Gingurak merasa gembira. Tapi setelah burung nuri pergi, Gingurak menjadi ragu untuk memilih siapa yang paling tepat untuk menjadi permaisuri.
Atas persetujuan bersama bahwa Nilam cahaya yang pertama menjadi permaisuri, barulah kemudian Andam dewi, dengan merasa gembira Malim dewa berangkat ke kayangan untuk menjemput Nilam cahaya. Di kayangan Malim dewa dapat menemuinya.
Setelah bertemu dengan Nilam cahaya Malim dewa merasa senang. Terlepas rindu selama ini. Pada pertemuan ini Malim dewa telah memutuskan akan melangsungkan pernikahannya dan hal ini juga disetujui oleh kedua orang tua Nilam cahaya.
Tepat pada hari yang telah ditentukan dilangsungkanlah perkawinan dengan pesta yang sangat meriah sekali dengan dihadiri oleh karib kerabat.
Sementaraitu tersebut pula seorang raja yang ingin mempersunting Putri andam dewi, yaitu Raja Pertukal. Raja tersebut mengirim utusan untuk meminang Andam dewi. Setelah utusan Raja Pertukal kembali, Raja Pertukal merasa kecewa karena pinangan beliau ditolak oleh Maha raja Jong. Penolakkan ini disebabkanl karena Andam dewi telah bertunangan dengan Malim dewa dan juga Raja Jong tahu bahwa Raja Pertukal seorang raja yang zholim diajuga mempunyai istri banyak. Penolakkan pinangan ini membuat Raja Pertukal marah, karena merupakan suatu penghinaan bagi dirinya. Karena selama ini belum pernah mendapat  penolakkan seperti itu.
Untuk membalas sakit hatinya, Raja Pertukal mempergunakan kekuatan batinnya, dengan cara membuatka Andam dewi penyakit, dan dengan harapan, apabila Andam dewi sakit orang tua Andam dewi akan datang minta bantuan kepadanya untuk mengobati Andam dewi, rupanya apa yang diharapkan Raja Pertukal tidak terwujud, karena tawaran yang diberikan Raja Pertukal ditolak Raja Jong.
Akhirnya Raja Pertukal menyerang Raja Jong. Dalam serangan itu yang selamat hanya Andam dewi bersama ibunya dan setelah itu barulah perkawinan antara Andam dewi dan Malim dewa dilaksanakan.